tanggapada usia 16 tahun. Ini masa yang sulit baginya. Dan pada masa ini ia menerapkan kehebatannya sebagai diplomat dan kemampuannya untuk bertahan dalam keadaan apa pun. Masa yang sulit ini justru merupakan pengalaman yang tepat untuk membentuk wataknya. Sesudah malapetaka Smyrna berlalu, Ari adalah Ari yang lain dari sebelumnya. Padazaman dahulu, wilayah Indonesia terdapat banyak kerajaan. Sehingga peninggalan istana atau keraton masih ada. Artefak adalah perkakas atau peralatan yang digunakan oleh manusia zaman dahulu. Artefak dapat berupa alat-alat pertanian, peralatan makan dan memasak, senjata, serta perhiasan. ketelitian dalam penyajian dalam Therefore this study aims to explain the Solutions that can be done by the community as afood security program for urban households diiring the covid-19pandemic. This study uses an experimental method by developing hydroponic, aquaponic, and polybag growing techniques conducted from March-May 2020. B jenis dan sumber obat tradisional pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Pengawasan obat dan makanan (Dirjen POM) yang kemudian beralih menjadi Badan POM mempunyai tanggung jawab dalam peredaran obat tradisional di masyarakat. obat tradisional indonesia semula hanya dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu obat tradisional atau jamu JamuKunyit - Jamu Tradisional - Minuman Tradisional (350ml) di Tokopedia ∙ Promo Pengguna Baru ∙ Cicilan 0% ∙ Kurir Instan. Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd Nợ Xấu. Jakarta - Perkembangan jamu Nusantara tak terlepas dari sejarah masa kejayaan Kerajaan Majapahit. Bahkan melalui catatan dan artefak yang ditemukan, dapat diketahui teknologi pembuatan jamu di masa itu sudah cukup berkembang lewat alat-alat yang digunakan. Istilah jamu berasal dari dua kata, "Djampi" yang bermakna penyembuhan menggunakan ramuan obat-obatan, doa-doa, atau aji-aji serta "Oesodho' yang artinya kesehatan. Dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, jamu merupakan obat yang dibuat dari akar-akaran, daun-daunan, dan sebagainya. Jamu juga disebut sebagai herbal asal Indonesia yang diracik dan dihidangkan dalam bentuk minuman. Secara umum, jamu dianggap tak menimbulkan efek samping, sebalinya terkandung manfaat bagi tubuh dan dapat digunakan mencegah penyakit sehingga minuman kesehatan tradisional ini masih dikonsumsi sebagian besar masyarakat. Mengenal Cabai Jawa, Bahan Membuat Jamu yang Punya Banyak Khasiat 4 Bahan Jamu Pelancar ASI, Jangan Dikonsumsi Sembarangan Serba-serbi Galian Singset, Jamu Pelangsing Para Putri Keraton Pada zaman dahulu, jamu berwujud rebusan maupun cairan yang dikonsumsi. Di masa kini, masyarakat dengan perkembangan teknologi modern mengemas jamu dalam bentuk serbuk dan kapsul agar bisa dikonsumsi dalam jangka waktu yang lebih lama. Mengutip jurnal Universitas Negeri Surabaya berjudul “Minuman Jamu Tradisional Sebagai Kearifan Lokal Masyarakat di Kerajaan Majapahit pada Abad ke-14 Masehi”, Sabtu 4 Februari 2023, terdapat bukti-bukti yang menunjukkan jamu dikonsumsi masyarakat Hindu Buddha di Nusantara. Pada masa itu telah dikenal minuman jamu sebagai obat tradisional adalah dengan adanya benda-benda arkeologi yang ditulis dalam prasasti, daun lontar, serta relief candi. Perjuangan Martha Tilaar membangun bisnis jamu dan kosmetik bermula saat menemani sang sekolah di Amerika. Kecintaan terhadap kekayaan Indonesia menggugahnya membangun bisnis jamu dan Jamu di Era MajapahitIlustrasi bermimpi, minum jamu. Photo by 五玄土 ORIENTO on UnsplashDidukung oleh sumber literatur dan tradisi lisan hingga sekarang kedudukan jamu sebagai salah satu obat tradisional tetap dipercaya untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Pada masa Hindu Buddha, khususnya di Kerajaan Majapahit, budaya minum jamu sebagian besar disampaikan menggunakan tradisi lisan. Sehingga diperkirakan bahwa naskah dan lontar-lontar yang membahas tentang obat-obatan mengalami kerusakan akibat bencana alam, peperangan, atau hancur akibat tidak ada perawatan. Mengutip dari buku The Power of Jamu Kekayaan dan Kearifan Lokal Indonesia, Sabtu 4 Februari 2023, primbon terlengkap yang membahas tentang jamu ditulis oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom setelah zaman Kerajaan Kartasura di Surakarta pada 1742 tahun Jawa atau 1814 Masehi. Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom merupakan putra dari Kanjeng Susuhunan Pakubuwana IV yang bertakhta Sunan Pakubuwana V. Primbon tersebut dikenal dengan nama Serat Centhini atau Suluk Tambangraras. Ada juga kitab yang mengulas secara lengkap tentang resep dari obat-obatan tradisional yang bernama Serat Kaoro Bap Djampi-Djampi atau Serat Kawruh yang ditulis pada 1858 Masehi. Dalam proses perkembangannya, kedudukan minuman ini telah diwariskan secara turun temurun dan diawali sebagai minuman keluarga kerajaan. Memperkuat bukti lainnya adalah Kitab Usadha atau kitab obat-obatan yang berasal dari Bali. Acaraki Profesi Peracik JamuPatung jamu gendong akan menyambut pengunjung memasuki kampung jamu Sumbersari Wonolopo, Mijen. foto / Edhie Prayitno IgeKitab tersebut merupakan salah satu referensi yang dapat digunakan sebagai rujukan untuk mengidentifikasi tanaman yang digunakan. Dalam riwayatnya, Bali merupakan wilayah yang ditaklukkan oleh Kerajaan Majapahit sehingga budaya-budaya yang dimiliki oleh orang Bali memiliki kemiripan dengan budaya dari Kerajaan Majapahit. Masyarakat Jawa kuno saat masa Majapahit juga telah mengenal pembagian profesi di bidang kesehatan, hal tersebut tertulis dalamkutipan Prasasti Balawi 1035 dan PrasastiSidoteka/Prasasti Jayanegara II 1323, serta Prasasti Madhawapura yang tidak berangka tahun. Dari tulisannya diperkirakan bahwa ini ditulis pada masa pemerintahan Kerajaan Majapahit. Ketiga prasasti ini menyebutkan mengenai macam-macam pembagian profesi dibidang kesehatan, profesi tersebut ialah tuha nambi tukangobat, kdi dukun wanita, walyan tabib, wli tamba orangyang mengobati penyakit, dan acaraki pembuat jamu. Profesi "Acaraki" disebutkan bertugas untuk meracik jamu pada saat itu. Berdasarkan pada tradisi yang dilakukan oleh seorang acaraki, sebelum meracik atau membuat jamu, ia harus berdoa terlebih dahulu. Selanjutnya dianjurkan bermeditasi dan bepuasa agar acaraki bisa merasakan energi positif yang bermanfaat bagi kesehatan. Tradisi atau ritual ini dilakukan lantaran masyarakat telah mempercayai bahwa sang penyembuh adalah Tuhan. Teknologi Membuat JamuJamu Beras Kencur via Majapahit telah mengenal perkembangan teknologi peralatan. Hal tersebut dibuktikan dengan ditemukkannya beberapa peralatan yang dapat dikelompokkan berdasarkan bidangnya seperti teknologi perkapalan, teknologi navigasi, teknologi kartografi. Penemuan artefak dan terakota ini menjadi bukti bahwa peralatan tersebut digunakan oleh masyarakat di Kerajaan Majapahit untuk membuat obat-obatan tradisional berbahan dasar tanaman. Ditemukan juga sumber primer yang berlokasi di Candi Rimbi. Candi ini diperkirakan dibangun pada pertengahan abad 14 Masehi dan terletak di Dusun Ngrimbi, Desa Bareng, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur. Pada salah satu relief tersebut digambarkan tentang tentang adanya tokoh yang sedang menghaluskan ramuan yang disampingnya terdapat sebuah wadah atau bakul. Alat-alat yang dipakai dalam membuat jamu saat itu adalah pipisan, gandik, dan alu, lumpang, tungku atau anglo, termasuk wadah untuk meletakkan minuman jamu. Pipisan merupakan peralatan yang digunakan untuk menghaluskan atau melumatkan bahan-bahan seperti bijian-bijian dan ramuan yang terbuat dari tumbuhan, serta zat oksidasi besi sebagai pewarna. Dalam proses penghalusan, pipisan atau dalam nama lain yaitu batu giling, batu bore, atau mortar digunakan secara bersama dengan gandik. Alat ini berfungsi hampir sama dengan gandik, yaitu sebagai alat penumbuk. Bentuknya mengecil di tengah sebagai tempat untuk pegangan. Sementara, alu digunakan secara bersama dengan lumpang, yakni peralatan yang digunakan untuk menumbuk pada saat itu. Infografis jamu populer di Indonesia. Dok Tim Grafis* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. B. Lengkapilah soal berikut dengan jawaban yang tepat. 1. Manfaat jamu daun pepaya adalah .... 2. Untuk memulihkan kesehatan sesudah sakit dapat digunakan jamu 3. Jamu yang digunakan untuk melancarkan ASI adalah .... 4. Wedang kopi, wedang jahe, dan wedang serbat termasuk jenis minuman... 5. Es dawet, es kopyor, dan es buah termasuk jenis minuman 6. Semelak pace merupakan jamu yang dapat digunakan sebagai obat .... 7. Alat penyajian minuman jamu tradisional pada zaman dahulu berupa 8. Daerah asal minuman khas wedang ronde adalah 9. Minuman khas dari Banjarnegara adalah .... 10. Alat untuk menghidangkan es campur adalah .... PR C. Jawablah soal-soal berikut dengan singkat dan tepat. Jawaban1. inti-inflamasi seperti papain, flavonoid,dan vitamin E2. beras kencur3. kunyit asam4. panas5. dingin6. batuk,pilek,dan masuk angin7. bambu8. jawa tengah dan Yogyakarta9. dawet10. mangkuk dan sendok sorry kalok salah Jakarta - Jamu telah memegang peranan penting dalam pemeliharaan masyarakat Nusantara sejak ratusan tahun silam. Secara sederhana dapat dipahami bahwa jamu adalah obat herbal dari Indonesia yang dibuat dari bahan-bahan alami berupa berbagai bagian dari tumbuhan, seperti daun, rimpang, batang, buah, bunga, dan kulit batang. Dikutip dari "Jamu Gendong Solusi Sehat Tanpa Obat" oleh Sukini, Jumat 31/3/2023, jamu berkhasiat untuk kesehatan tubuh. Selain untuk menyembuhkan gangguan kesehatan tertentu, jamu juga berfungsi untuk pencegahan. Jadi, jamu dikonsumsi agar tubuh senantiasa sehat dan bugar. Sebagian besar peralatan yang digunakan untuk membuat jamu gendong adalah peralatan tradisional. Penggunaan alat-alat ini mengandalkan tenaga manusia. Penggunaan alat modern yang dijalankan menggunakan tenaga listrik sangat terbatas. Hal tersebut karena tidak semua jenis jamu gendong dapat diproses menggunakan peralatan modern. Ada jenis-jenis jamu tertentu yang harus dibuat secara manual karena membutuhkan tekstur yang kasar dan kesat. Simak peralatan yang digunakan membuat jamu gendong berikut 1. Lumpang dan alu Lumpang adalah wadah berbentuk bejana yang terbuat dari kayu atau batu. Wadah ini biasanya digunakan untuk menumbuk padi, kopi, atau bahan olahan lainnya. Dahulu, lumpang batu sangat banyak ditemukan di desa-desa di Pulau Jawa. Hal ini karena batu andesit yang menjadi bahan baku alat ini sangat mudah ditemukan di sungai-sungai Pulau Jawa. Berdasarkan beberapa penggalian purbakala, diyakini bahwa lumpang batu telah ada sejak zaman prasejarah. Namun, kemajuan teknologi membuat lumpang kurang begitu populer saat ini. Pada pembuatan jamu gendong, lumpang batu digunakan bersama alu untuk menumbuk bahan-bahan jamu. Alu adalah alat penumbuk pendamping lumpang atau lesung yang terbuat dari kayu. Alu berbentuk memanjang seperti tabung. Bagian tengahnya yang mengecil digunakan untuk pegangan. Diameter alu sekitar 7 milenial mulai berupaya membangkitkan jamu, bukan hanya sebagai obat atau minuman tradisional, tapi juga sebagai gaya hidup. Mereka meyakini jamu menyehatkan dan menyenangkan jadi minuman Cobek dan ulekanIlustrasi cobek. Photo by Katherine Hanlon on UnsplashCobek dan ulekan adalah sepasang alat yang telah digunakan sejak zaman dahulu untuk menumbuk, menggiling, melumat, mengulek, dan mencampur bahan-bahan tertentu. Cobek adalah sejenis mangkuk sebagai alas untuk kegiatan menumbuk atau mengulek. Sementara itu, ulekan adalah benda tumpul memanjang yang digunakan untuk menumbuk atau mengulek suatu bahan. Cobek atau ulekan biasanya dibuat dari bahan yang keras, seperti kayu keras, batu, keramik, atau logam. 3. Saringan Saringan digunakan untuk menyaring jamu sebelum dikemas. Sebaiknya dipilih saringan berbahan stainless steel agar saringan tidak berkarat. Karat pada saringan dapat mencemari jamu. 4. Kain katun Kain katun digunakan untuk menyaring jamu setelah jamu itu disaring menggunakan saringan. Jamu disaring menggunakan kain katun agar benar-benar bening dan segar. Sebaiknya gunakan kain katun berserat kasar agar jamu mudah luruh ketika disaring. 5. Talenan Talenan digunakan sebagai alas untuk memotong bahan baku jamu. Talenan ada yang dibuat dari kayu, ada pula yang dibuat dari plastik. Jika menggunakan talenan berbahan plastik, harus dipastikan bahwa bahan tersebutmemiliki label food Batu pipisan dan gandikIlustrasi herbal jamu Indonesia. Dok FreepikPipisan adalah perkakas berupa batu datar yang cekung melengkung. Sementara itu, gandik adalah semacam silinder batu. Pipisan dan gandik adalah pasangan batu yang biasanya digunakan untuk menghaluskan jamu atau obat tradisional Jawa. Bahan-bahan yang akan dihaluskan diletakkan di atas pipisan. Bahan-bahan tersebut ditumbuk, lalu digilas menggunakan gandik. Air jamu hasil gilasan ini, ditampung menggunakan wadah di pinggir tengah pipisan. Saat tidak digunakan, pipisan dan gandik disimpang dalam posisi miring. Saat ini, pipisan dan gandik sudah sangat jarang digunakan. Perkakas ini sudah mulai dilupakan karena kehadiran teknologi modern yang membuat pekerjaan menghaluskan berbagai bahan dapat dilakukan dengan mudah. Sementara, jamu ada yang berbentuk cairan. Jamu ini dibuat segar dan langsung dijajakan kepada konsumen. Jamu ini dikenal sebagai jamu gendong. Ada pula jamu berbentuk bubukdalam kemasan sachet, tablet, kaplet, dan kapsul. Jamudalam kemasan sachet atau berbentuk tablet, kaplet, dankapsul, biasanya diproduksi di pabrik-pabrik jamu berskalasedang atau besar. Tampi, pedagang jamu gendong yang berkeliling menjajakan jamunya antara berbagai jamu yang dikenal masyarakat, jamu gendong menjadi salah satu jenis jamu yang digemari. Jamu gendong adalah jamu hasil produksi rumahan. Jamu ini dipasarkan dengan cara memasukkannya ke dalam botol-botol. Kemudian, botol-botol ini disusun di dalam bakul. Selanjutnya, penjual jamu akan menggendong bakul tersebut ketika berjualan. Itulah sebabnya, jamu ini dikenal sebagai jamu gendong. Penjual jamu gendong menjajakan dagangannya dengan cara berkeliling setiap hari. Penjual jamu gendong kebanyakan adalah perempuan. Hal ini karena dahulu tenaga laki-laki lebih diperlukan untuk bidang pertanian. Cara berjualan dengan menggendong barang dagangan ini menjadi sesuatu yang menarik. Menggendongdengan kain panjang, baik kain batik maupun lurik merupakan salah satu ciri khas perempuan Jawa ketika membawa sesuatu. Tidak hanya penjual jamu gendong yang membawa dagangannya dengan cara digendong. Dahulu, penjual aneka jajanan, nasi pecel, nasi liwet, dan sebagainya umumnya juga berjualan dengan menggendong dagangannya. Para perempuan Jawa, khusus pada zaman dahulu atau di daerah pedesaan, juga membawa aneka barang dengan cara menggendongnya, seperti membawa kayu bakar, air di dalam jeriken, bahan-bahan pangan, dan hasil pertanian. Ternyata ada makna tersendiri di balik membawa sesuatu dengan cara digendong ini. Menggendong identik dengan seorang ibu yang membuai bayinya dalam gendongan. Oleh karena itu, para perempuan Jawa yang membawa barang dagangannya dengan cara digendongd apat bermakna bahwa mereka membawa barang dagangan seperti mereka membawa anaknya sendiri. Barang dagangan adalah sarana mencari rezeki. Jadi, harus dibawa dengan baik, ditawarkan dan disajikan dengan baik Infografis jamu populer di Indonesia. Dok Tim Grafis* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. Istilah Jamu Istilah jamu sudah terkenal sejak zaman dahulu hingga sekarang. Tahukah kamu kalau istilah jamu sebenarnya terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa Jawa Kuno yaitu kata “Djampi” dan kata “Usada”. Kata-kata ini berarti penyembuhan yang menggunakan ramuan obat-obatan maupun doa. Namun, pada abad ke 15-16 M kata “Usada” mulai jarang dipakai, sementara kata “Djampi” semakin populer digunakan, terutama dikalangan elit keraton saat itu. Jamu kemudian diperkenalkan ke masyarakat luas oleh peracik jamu. Saat itu, peracik jamu dikenal sebagai seorang “dukun” atau tabib pengobatan tradisional. Jamu sendiri termasuk dalam obat herbal atau tradisional khas Hindia Belanda, terbuat dari bahan-bahan alami seperti akar tanaman, umbi, kulit kayu, bunga, biji dan buah-buahan. Ada pula bahan lain yang kerap digunakan dalam racikan jamu seperti madu, susu, telur ayam kampung, dan lain-lain. Asal-Usul Jamu Kebiasaan minum jamu oleh masyarakat jawa bisa kita telusuri hingga beratus-ratus tahun lalu. Hal ini dibuktikan dengan adanya 2 relief pada Candi Borobudur yang menggambarkan tentang konsumsi ramuan tradisional sebagai obat pada masyarakat jawa. Salah satu relief tentang jamu menggambarkan orang yang sedang menumbuk dengan alat tumbuk jamu. Relief lainnya menggambarkan seorang perempuan yang sedang memegang batu giling atau pipisan. Resep-resep racikan jamu di Jawa biasanya didokumentasikan oleh kalangan bangsawan. Mereka akan membuat buku atau kitab mengenai jamu lalu akan disimpan dengan rapi di dalam keraton. Bagi masyarakat luas, pengetahuan tentang resep racikan jamu ini diturunkan secara lisan, terutama mengenai bahan-bahan untuk campuran racikannya. Jaman dahulu, distribusi jamu biasanya bermula dari tukang akar-akar, lalu tukang rempah-rempah, kemudian ke peracik jamu, dan terakhir ke tukang jamu gendong. Tukang akar-akar adalah penjual tumbuhan obat yang mengambilnya langsung dari hutan. Sedangkan tukang rempah-rempah mendapatkan barang dagangannya dari tukang akar-akar dan menjual rempah beserta instruksinya di pasar. Kemudian peracik jamu akan meracik rempah-rempahnya. Lalu tukang jamu gendong akan memasarkan jamu siap minum ke masyarakat luas. Ternyata, konsumsi jamu sejak dahulu tidak hanya sebagai pengobatan lho. Jamu juga digunakan oleh golongan elit di jawa sebagai perawatan tubuh serta cara untuk memelihara kecantikan. Namun, lama-kelamaan resep jamu keraton akhirnya disebarluaskan oleh seorang abdi dalem yang membuka usaha kedai jamu ginggang. Melansir dari Kedai jamu ginggang bermula dari seorang abdi dalem bernama Mbah Joyo yang merupakan seorang tabib pada Kadipaten Pakualaman pada masa pemerintahan Pakualam VII. Mbah Joyo kemudian diteruskan oleh adiknya yang bernama Mbah Bilowo, yang kemudian diteruskan lagi oleh Mbah Puspo Madyo. Mbah Puspo kemudian mendirikan kedai jamu ginggang yang menjual jamu dengan resep dari keraton. Kata ginggang’ berarti tansah renggang’ atau jangan ada jarak’. Maksudnya adalah dengan membuka kedai jamu ginggang, Mbah Puspo berharap tidak ada jarak antara keraton dengan masyarakat. Lama-kelamaan banyak jamu gendong yang tersebar di berbagai lapisan masyarakat. Biasanya, tukang jamu gendong ini menyediakan berbagai jamu siap minum yang ditaruh dalam botol beling. Botol itu kemudian ditaruh di dalam bakul yang digendong oleh penjualnya. Menurut sebuah penelitian ilmu sejarah oleh Deby Lia Isnawati tahun 2021, jamu gendong sendiri biasanya menjual 8 jenis olahan jamu yang disebut surya majapahit. Jamu di Masa Modern Sekarang ini popularitas jamu sudah mulai menurun. Generasi muda tidak lagi tertarik untuk meminum jamu dalam kesehariannya. Sebagai gantinya, anak muda lebih sering membeli kopi susu kekinian yang menjamur dimana-mana. Dilansir dari CNN, alasan mengapa anak muda tidak lagi tertarik untuk mengonsumsi jamu adalah karena rasanya yang pahit, serta aksesnya yang susah. Penjual jamu gendong maupun warung jamu tidak lagi mudah dijumpai sehingga generasi muda tidak lagi tertarik mengonsumsinya. Cold-Pressed Indonesian Heritage yaitu minuman dengan resep jamu tradisional yang terbuat dari rempah asli Indonesia yang kaya manfaat dan baik bagi kesehatan tubuh. Varian ini merupakan minuman jamu yang lebih sehat, terbuat dari bahan-bahan segar dan alami. telah tersebar di berbagai outlet se-Jabodetabek, Bandung, Semarang, Solo, Surabaya, Bali dan Singapore sehingga mudah ditemukan dan juga praktis. juga TIDAK menggunakan konsentrat, bubuk, maupun perasa dan pewarna buatan. Minuman varian Indonesia Heritage ini bebas lakota dan juga bebas gluten. Selain itu juga memiliki varian cold-pressed shots. Varian shots ini terbuat dari sari rempah yang kaya akan nutrisi sehingga lebih sehat bagi tubuh. Shots didesain untuk diminum dalam sekali teguk. Kedua varian Indonesia Heritage maupun cold-pressed shots dapat membantu kamu meningkatkan sistem imun tubuh, memberikan asupan vitamin dan mineral bagi tubuh, serta banyak manfaat lainnya. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Jamu merupakan minuman kesehatan tradisional yang dilestarikan oleh masyarakat hingga saat ini. Jamu merupakan salah satu representasi kearifan lokal yang berkembang di masyarakat karena kebermanfaatan minuman tradisional ini masih dipercaya oleh masyarakat dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit tanpa menimbulkan efek samping. Jamu merupakan minuman herbal atau minuman obat tradisional yang berasal dari Jawa. Jamu diolah menggunakan bahan-bahan alami yang memiliki khasiat yang baik bagi tubuh. Setelah melewati masa pandemi virus Covid-19, akhirnya tepat pada tanggal 5 Mei 2023, Badan Kesehatan Dunia WHO resmi menyatakan bahwa Covid-19 sudah tidak menjadi kondisi darurat kesehatan global. Namun, tidak berarti karena pandemi sudah berakhir kita menjadi lengah terhadap kesehatan, tentunya kita harus tetap menjaga stamina tubuh agar imun tetap kuat sehingga penyakit tidak mudah masuk dalam tubuh kita. Oleh karena itu, salah satu obat untuk memperkuat stamina tersebut ialah jamu. Pada artikel ini akan dibahas mengenai Transformasi Jamu Tradisional dan Pengetahuan Medis, artikel ini akan menjelaskan tentang bagaimana pemanfaatan jamu sebagai minuman kesehatan tradisional, bentuk pengemasan jamu serta pemasarannya dari tahun ke tahun. Adapun metode analisis yang digunakan untuk memaparkan hal-hal tersebut yaitu dengan menggunakan metode perspektif Auguste Comte pada tahap Metafisik dan Positivisme. Tahap metafisik menjelaskan perkembangan masyarakat ditandai dengan kepercayaan hukum Tuhan yang diseimbangkan dengan pemikiran manusia. sedangkan Tahapan positivisme mempercayai bahwa semua gejala alam atau fenomena yang terjadi dapat dijelaskan secara ilmiah berdasarkan peninjauan, pengujian dan dapat dibuktikan secara empiris. Berikut pemaparan jamu pada kedua tahap Metafisik Istilah Jamu berasal dari dua kata yaitu, “Djampi” yang artinya penyembuhan dengan menggunakan ramuan obat-obatan, doa-doa, atau aji-aji dan “Oesodho” yang artinya kesehatan. Jamu merupakan minuman herbal berasal dari Indonesia yang diracik dan dihidangkan dalam bentuk minuman. Jamu diolah dari bahan-bahan alami berupa bagian tumbuhan seperti rimpang / akar, daun-daunan, kulit batang, serta buah. Secara umum, jamu dianggap tidak beracun dan tidak menimbulkan efek samping. Jamu memiliki manfaat yang berkhasiat bagi tubuh dan dapat digunakan untuk mencegah penyakit sehingga minuman kesehatan tradisional ini masih dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat. Dalam proses perkembangannya, kedudukan minuman ini telah diwariskan secara turun temurun dan diawali sebagai minuman keluarga kerajaan. Penelitian tentang jamu dilakukan secara sistematis, mulai dari identifikasi tanaman, pemetaan bahan awal, hingga dilakukan penelitian di bidang jamu. Siapa sangka jamu sudah ada sejak zaman dahulu? Terdapat banyak sekali bukti sejarah yang menyebut bahwa jamu telah ada pada zaman kerajaan Hindu-Buddha. Relief yang menggambarkan pembuatan atau penggunaan jamu ditemukan pada beberapa candi di Indonesia seperti Candi Borobudur, Prambanan, Penataran, Sukuh, dan Tegalwangi. Selain dari relief candi, jamu juga ada dalam Prasasti Madhawapura peninggalan Kerajaan Majapahit. Dalam prasasti, disebutkan bahwa profesi peracik jamu yang disebut dengan acaraki. Seorang acaraki harus berdoa terlebih dulu sebelum meracik jamu. Ia juga harus bermeditasi dan berpuasa sebelum meramu jamu. Semua ini harus dilakukan supaya ia bisa merasakan energi positif yang bermanfaat untuk kesehatan. Ritual ini dilakukan karena masyarakat Jawa kuno percaya bahwa Tuhan adalah sang penyembuh sejati. Awalnya, jamu hanya diperuntukkan bagi kalangan istana kerajaan. Namun lambat-laun akhirnya jamu mulai didistribusikan untuk masyarakat. Pada perkembangan selanjutnya banyak pedagang yang berjualan jamu secara berkeliling. Laki-laki membawanya dengan dipikul, perempuan membawanya dengan Positivisme Berbeda dengan zaman dahulu, jamu dikenal sebagai minuman herbal dengan berbagai macam ritualnya, kini di era modern seperti sekarang, jamu diterima sebagai obat yang sejajar dengan obat farmasi. khasiat-khasiat yang dimiliki jamu dari tumbuhan alami kini sudah dibuktikan oleh beberapa peneliti dan kini sudah menjadi obat modern yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan industri modern. Berkat pengembangan ilmu pengetahuan, jamu kini telah berevolusi menjadi obat modern yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Hal ini diperkuat dengan adanya kesadaran yang dimiliki oleh masyarakat untuk kembali menerapkan konsep “back to nature”. selain itu, Pada zaman dahulu, jamu berwujud rebusan maupun cairan yang dikonsumsi. Namun kini sedikit demi sedikit beradaptasi dan mengikuti arus modernisasi yang terjadi. Di masa kini, masyarakat dengan perkembangan teknologi modern mengemas jamu dalam bentuk serbuk dan kapsul agar bisa dikonsumsi dalam jangka waktu yang lebih lama serta pemasarannya pun kini tidak hanya untuk masyarakat lokal saja, namun dipasarkan kepada seluruh masyarakat mancanegara, dan tentunya tidak hanya dipasarkan dengan menjajakannya digendong, melainkan kini sudah dapat dipasarkan lewat handphone melalui berbagai platform media sosial, seperti WhatsApp, Facebook, Instagram, Twitter, dan lain-lain. Tidak hanya media sosial, Jamu juga tersedia di digital marketplace seperti Shopee, Tokopedia, dan penjelasan diatas, setelah dipaparkan perkembangan jamu dari tahap metafisik hingga tahap positivisme, maka dapat disimpulkan bahwa jamu memiliki ciri khas tersendiri pada masanya. Pada zaman kerajaan dahulu, jamu merupakan minuman herbal yang seringkali dikaitkan pada prosesi ritual, pembuatannya pun harus melalui ritual-ritual tertentu dan merupakan minuman yang hanya diperuntukkan kepada keluarga kerajaan saja. Namun berbeda dengan zaman dahulu, kini di era modernisasi jamu dikenal sebagai minuman herbal tradisional yang memiliki banyak manfaat yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia di kalangan manapun. Dulu jamu hanya berupa minuman, namun kini jamu dikemas dalam berbagai bentuk, seperti serbuk, kapsul dan lain-lain. dan dipasarkannya pun tidak hanya menjajakannya digendong, melainkan dipasarkan melalui handphone. ReferensiSukini. 2018. Jamu Gendong Solusi Sehat Tanpa Obat. Jakarta Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Tilaar, Martha dan B. T. Widjaya. 2014. The Power Of Jamu Kekayaan dan Kearifan Lokal Indonesia. JakartaPT. Gramedia Pustaka Utama. 1 2 Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya

alat penyajian minuman jamu tradisional pada zaman dahulu berupa