Asmaulhusna ke-23 ini juga menyiratkan bahwa Allah SWT adalah Tuhan yang mengangkat manusia dari titik terendahnya kepada titik tertingginya. Artinya, bila Allah telah meninggikan hambaNya yang dikehendaki, maka Dia akan memuliakan dan menjadikannya terhormat. Al Rafi Artinya Yang Maha Meninggikan
SabdaRasûlullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam , yang artinya, " (Iman itu adalah) kamu beriman kepada Allah, para Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, serta beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk. [13] ". 4. Sabda Rasûlullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam, "Tidak ada seorangpun dari kalian
Danjika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu atas rasa syukurmu itu. Dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah tempat kembalimu, lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu perbuat. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan dalam (hati)mu. - (Q.S Az-Zumar: 7)
Rezekibahagian kedua ialah rezeki khusus untuk hamba-hambaNYA yang terpilih. Allah merezekikan mereka iman, kebahgiaan jiwa, hikmah, ketenangan roh dan seumpamanya. Ini semua tidak diperolehi dengan usaha kebendaan, tetapi dengan kurniaan Allah. DIA maha mengetahui siapakah hamba-hambaNYA yang layak dikurniakan itu semua.
HanyaAllah yang Maha Mengetahui apa yang terbaik buat kita. Kadang terlalu melihat dan membanding kebahagiaan orang lain membuatkan kita tidak sedar dengan kebahagiaan dan nikmat-nikmat yang Allah telah sediakan untuk kita. Jangan bersedih. Berasa tidak bahagia membuatkan diri rasa bersedih. 'la tahzan' Allah sentiasa bersama kita.
Vay Nhanh Fast Money. ALLAH MAHA MENGETAHUI YANG TERBAIK UNTUK HAMBANYA Oleh Azwir B. Chaniago Dalam menjalani hidup ini, setiap orang cenderung bahkan sangat bersemangat untuk mendapatkan segala sesuatu yang disenangi sesuai anggapannya. Sebaliknya dia berusaha untuk menjauhi atau tidak berharap kepada segala sesuatu yang dia anggap buruk atau tidak akan bermanfaat baginya. Lalu untuk memenuhi keinginannya itu dia berusaha semampunya. Tapi adakalanya dia tidak mendapat apa yang dia senangi bahkan mendapat yang sebaliknya. Cuma saja jika mendapat sesuatu yang tidak disukai, terkadang kita tidak mengetahui bahwa disitu ada hikmah yang sempurna karena hanya Allah yang Maha Mengetahui apa yang terbaik dan apa yang tidak baik bagi hamba-hambaNya. Dan Allah Maha Mengetahui pula apa yang paling baik untuk diberikan kepada seorang hamba. Allah berfirman “Wa asaa an takrahuu syai-an, wa huwa khairul lakum. Wa asaa antuhibbuu syai-an wa huwa khairul lakum, wallahu ya’lamu wa antum laa ta’lamuun”. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, pada hal itu baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, pada hal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui. al Baqarah 216. Imam Ibnul Qayyim berkata Bahwa dalam ayat ini terkandung banyak hikmah, rahasia dan kemashlahatan bagi seorang hamba. Diantaranya adalah apabila seorang hamba mengetahui bahwa 1 Sesuatu yang dibencinya terkadang justru mendatangkan sesuatu yang disenanginya, dan 2 Sesuatu yang disenanginya terkadang justru mendatangkan sesuatu yang dibenci. Oleh karena itu seorang hamba haruslah bersikap tidak merasa aman dari bahaya pada saat dianugerahi kebahagiaan dan tidak putus asa untuk mendapat kebahagiaan ketika ditimpa kesulitan. Seorang hamba itu haruslah bersikap demikian karena ia tidak mengetahui kesudahan dibalik semua itu. Dan hanya Allah Yang Maha Mengetahuinya, sebagaimana juga Dia mengetahui hal hal lainnya yang tidak diketahui oleh hamba-Nya. Kitab Fawaaidul Fawaid. Tentang ayat ini pula, Syaikh Abdurrahman an Nashir as Sa’di berkata Ayat ini adalah umum lagi luas. Bahwa perbuatan perbuatan baik yang dibenci oleh jiwa manusia karena ada kesulitan padanya itu adalah baik tanpa diragukan lagi. Dan bahwa perbuatan perbuatan buruk yang disenangi oleh jiwa manusia karena apa yang diperkirakan olehnya bahwa padanya terdapat keenakan dan kenikmatan ternyata buruk tanpa diragukan lagi. Lihat Tafsir Karimir Rahman. Semoga Allah Ta’ala selalu memberikan yang terbaik kepada kita semua. Aamiin. Wallahu A’lam. 442
Pengertian Cinta Allah kepada Hamba-Nya dianalogikan sebagai cinta yang tidak ada tandingannya oleh siapapun yang ada di seluruh alam semesta ini. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda, “Sungguh Allah lebih sayang kepada hamba-hamba-Nya daripada ibu ini kepada anaknya.” HR. Bukhari dan Muslim Tentu saja, penjelasan seperti ini tidak serta merta dimaknai dengan pengertian secara dangkal saja. Sebagai hamba yang taat kita semua harus mengetahui siapa Allah sebenarnya. Sehingga kita akan dapat lebih memaknai pencipta kita lebih dalam dan lebih luas. Cinta Allah tentunya sesuatu yang sangat diharapkan oleh semua makhluk hidup yang ada di alam semesta. Seperti Allah berfirman dalam Al-Quran dalam QS. Al-Maaidah 54, “Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas pemberian-Nya, lagi Maha Mengetahui.” Pengertian Cinta Allah pada Hamba-NyaTanda Cinta Allah pada Hamba-Nya1. Allah Tidak Cepat-Cepat Menurunkan Siksaan Dan Menjaga Aib Hamba-Nya2. Memberikan Ujian atau Musibah3. Menuntun Kita Mendekati Agama4. Terhalang Melakukan Kemaksiatan5. Diberikan Kesabaran6. Mengabulkan Do’a Hamba–Nya Sebelum mendefinisikan lebih luas tentang Allah cinta pada hamba-Nya. Terlebih dahulu kita mengerti hakikat cinta sesuai syariat islam. Cinta adalah perasaan sayang dan memunculkan nikmat bagi yang merasakannya. Dalam pengertian cinta Allah kepada hamba-Nya adalah sesuatu yang agung dan sangat luar biasa. Sebaliknya cinta hamba kepada Rabbnya merupakan nikmat. Hal itu bisa dirasakan bilamana ada suatu ketaatan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Ketaatan dan ketaqwaan muncul ketika Allah menganugerahkan nikmat kepada hamba-Nya berupa petunjuk. Petunjuk untuk selalu mematuhi perintah-Nya dan sebisa mungkin menjauhi larangan-Nya. Allah tidak akan membiarkan seorang hambanya terjerumus dan melanggar syariat. Tetapi banyak sekali hamba-hamba yang mencoba mengingkari-Nya. Oleh sebab itu, alangkah baiknya kita sebagai manusia membalas cinta yang Allah berikan dengan balasan cinta yang sesungguhnya. Tanda Cinta Allah pada Hamba-Nya Terkadang tanda Allah cinta pada hambanya memang tidak selalu terlihat menyenangkan bagi hambanya. Bahkan banyak hamba yang merasa tidak adil dengan suatu keadaan yang sedang menimpa dirinya. Padahal jika kita ingin sedikit melunakkan hati dan husnudzon tentu semua hal yang terjadi memang ada campur tangan Allah SWT di dalamnya. Tanda Allah cinta kepada hamba-Nya memang tidak selamanya indah. Hal itu terjadi, karena Allah lah Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi hambanya yang terkadang kita sebagai manusia tidak menyadari akan hal yang demikian. Untuk membahas tanda cinta Allah pada hamba-Nya, lebih lengkap kita akan menjabarkan beberapa tanda-tanda Allah cinta kepada hamba-Nya sebagai berikut ini. Agar kita sebagai umatnya semakin dekat dengan Allah, antara lain 1. Allah Tidak Cepat-Cepat Menurunkan Siksaan Dan Menjaga Aib Hamba-Nya Sebagai bukti kecintaan Allah terhadap hamba-Nya Allah sengaja menunda siksaan kepada hamba-Nya yang melakukan dosa dan kemaksiatan di dunia. Bahkan Allah juga sengaja menutupi aib seseorang hamba. Hal tersebut bisa kita lihat pada kehidupan kita di dunia. Jika kita dituntut untuk jujur, setiap harinya kita pastinya tidak luput dari dosa atau kekhilafan. Andaikan aib kita tidak dijaga oleh Allah pastilah kehidupan kita di dunia tidak akan tentram. Hal tersebut membuktikan bahwa Allah SWT lah yang memang menutupi aib kita. Sehingga kita bisa tetap menjalani kehidupan tanpa ada rasa malu. Tetapi, sebagai hamba yang taat, sebaiknya kita punya rasa bersalah jika sudah melakukan suatu kesalahan. Kemudian, segera perbaiki kesalahan itu dengan kembali ke jalan yang benar. 2. Memberikan Ujian atau Musibah Di dunia ini ujian yang diberikan oleh Allah itu ada dua. Yang pertama ujian dengan keburukan dan yang kedua dengan kebaikan. Sering kali kita berpikir bahwa ujian dengan keburukan adalah ujian yang diberikan dengan cobaan yang berat yang sulit untuk kita jalani. Tetapi pernahkah kita mencoba merenungi bahwa di balik semua cobaan Allah pada hamba-Nya selalu ada maksud dan hikmah di dalamnya. Allah memberi ujian atau musibah juga karena kita dianggap mampu menjalaninya. Selain itu ujian dalam kebaikan juga sebenarnya sangat sulit dijalani. Misalnya saja, kita dianugerahi kekayaan di dunia yang berlimpah, jika saja kita tidak bisa mengamalkan harta yang Allah titipkan kemudian menjadi kikir atau tamak sungguh kita adalah orang-orang yang merugi. 3. Menuntun Kita Mendekati Agama Adanya kemudahan dalam hal pemahaman mengenai agama akan diberikan oleh Allah melalui petunjuk. Jadi, kita merasa senang dan tenang ketika dekat dengan Allah dan agama islam. Hal tersebut juga salah satu tanda cinta Allah pada hamba-Nya. Petunjuk Allah selalu ada, tinggal kita dituntut agar lebih peka. Karena kehidupan di dunia hanya fana dan sebaik-baiknya tempat kembali adalah kepada pencinta kita, Allah SWT. 4. Terhalang Melakukan Kemaksiatan Allah akan selalu menjaga hamba-Nya dari kemaksiatan dunia. Itu juga tanda-tanda cinta dari Allah kepada hamba-Nya. Allah senantiasa menghalangi maksiat dengan rahmat yang diturunkan kepada hamba-Nya. Sebagai hamba yang taat sekeras mungkin kita juga menjauhi kemaksiatan karena Allah bersama dengan hamba-hamba yang taat. Mungkin, hal itu tidak terasa mudah. Tipsnya adalah mulailah dengan memperbaiki lingkungan dan cara bergaul kita. Selain itu, selalu ingat bahwa Allah mengetahui apapun yang kita lakukan. Sehingga, kita dapat terhindar dari kemaksiatan dunia. Karena banyak orang kerap merasa khilaf karena dalam hatinya tidak pernah terpikir bahwa Allah selalu tahu dengan apa yang mereka perbuat selama ini. 5. Diberikan Kesabaran Bentuk lain tanda cinta Allah kepada hamba-Nya adalah dengan kesabaran yang tertanam dalam diri seorang hamba. Kesabaran erat kaitnya dengan tingkat ketakwaan seseorang. Orang yang sabar, akan diridhoi oleh Allah, seperti Allah berfirman dalam QS. Ar Ra’d 2 Dimana orang yang selalu sabar mencari ridho Allah, orang itulah yang nantinya akan mendapatkan hidayah dan kebaikan. Meskipun, kesabaran bukan hal yang mudah untuk dilaksanakan. Kesabaran menuntut kita mengolah rasa emosi dan amarah yang sulit untuk dikendalikan. Tetapi percayalah, buah dari kesabaran mengandung hikmah yang sangat manis untuk kita sebagai hamba Allah di dunia. Dengan sabar, maka semua hal yang berkaitan dengan masalah di dunia akan terasa ringan. 6. Mengabulkan Do’a Hamba–Nya Tanda cinta dari Allah SWT selanjutnya adalah Allah pasti mengabulkan doa-doa semua hamba-Nya. Seperti firman Allah dalam QS. Gafir 60. Bahwa umat yang mau berdo’a kepada-Nya, pasti akan dikabulkan permintaannya. Sementara orang yang angkuh dan sombong dan tidak mau meminta, mereka akan dimasukkan ke dalam api neraka Jahanam dalam kondisi yang hina. Tetapi dalam kenyataan terkadang Allah lama sekali mengabulkan doa kita. Hal itu bukan berarti doa kita ditolak dan tidak akan dikabulkan oleh Allah. Hanya saja, waktunya yang belum pas. Allah mengabulkan doa kita sesuai dengan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Karena Allah Maha Mengetahui apa-apa yang terbaik bagi hamba-Nya. Maka dari itulah, selalu bersabarlah karena cinta Allah kepada hamba-Nya itu tidak ada habisnya.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Dalam pandangan Islam, jual beli merupakan kegiatan muamalah yang menghubungkan antara pihak satu dengan pihak lainnya sesuai dengan akad yang disepakati. Jual beli dalam Islam harus dilandasi oleh nilai-nilai etika yang bersumber dari Al-Qur’an maupun Hadits. Dalam kegiatan jual beli sifat yang harus diterapkan yaitu kejujuran, karena kejujuran merupakan kunci utama dalam kesuksesan berdagang. Rasullullah telah mencontohkan untuk senantiasa berperilaku jujur dalam jual beli, sejak usia 12 tahun beliau sudah berdagang bersama pamannya Abu Thalib dari Mekkah hingga ke Syam. Beliau melakukan transaksi dengan jujur, ikhlas, dan adil tanpa membeda-bedakan. Rasalullah SAW tidak pernah berlaku curang maupun berbohong atas barang yang beliau perjualbelikan kepada penjual. Apa yang beliau lakukan sudah sesuai dengan syariat-syariat islam, maka dengan begitu kita patut meneladaninya karena baliau adalah suri tauladan yang baik bagi hambanya. Rasulullah SAW juga melakukan standarisasi dalam timbangan dan melarang untuk berlaku curang dalam itu dengan menerapkan sikap jujur akan menjadikan harta yang berkah sehingga memberikan ketenangan dan kesejahteraan di dunia maupun diakhirat karena sesungguhnya sesuatu yang kita perbuat akan dimintai pertanggungjawaban. Seperti dalam Al-Isra’/1736 yang berbunyi وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗاِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰۤىِٕكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔوْلًا Artinya “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati semuanya itu akan diminta pertanggungjawaban.”Rasulullah SAW pernah mengatakan bahwa sebagian besar rezeki manusia diperoleh dari aktivitas perdagangan. Hal ini disabdakan beliau dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibrahim Al-Harabi yang artinya “Berdaganglah kamu, sebab lebih dari sepuluh bagian penghidupannya, sembilan diantaranya dihasilkan dari berdagang.” Dari hadis tersebut dapat disimpulkan bahwa berdagang merupakan salah satu pekerjaan yang mulia, tetapi faktanya masih banyak para pedagang yang melakukan penyimpangan dalam berdagang yang tidak sesuai dengan prinsip Islam. Perilaku menyimpang yang banyak ditemukan antara lain pengurangan timbangan dan hukum jual beli sendiri yaitu boleh jika memang sesuai dengan syarat dan rukunnya dan akan menjadi haram jika transaksi yang dilakukan tidak sesuai dengan syariat Islam. Karena tujuan jual beli merupakan saling tolong menolong, jika nantinya dilakukan dengan adanya penyelewengan maka yang terjadi adalah merugikan orang lain. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui keterkaitan antara penerapan fiqh muamalah dengan pelaku kecurangan dalam timbangan terjadi karena beberapa faktor, antara lain agar pedagang mendapatkan lebih banyak keuntungan dari mengurangi timbangan tersebut, dikarenakan persediaan barang yang relatif sedikit dibanding dengan permintaan konsumen yang tinggi, dan juga dapat disebabkan oleh kurangnya pemahaman atas pelaku ekonomi terkait larangan dan dampak dari mengurangi timbangan. Mengurangi timbangan sangat dilarang dalam Islam karena dapat merugikan dan memakan hak orang lain. Seperti yang tercantum pada Asy-Syu’ara/26 181-183 yang berbunyi أَوْفُوا۟ ٱلْكَيْلَ وَلَا تَكُونُوا۟ مِنَ ٱلْمُخْسِرِينَ۞وَزِنُوا۟ بِٱلْقِسْطَاسِ ٱلْمُسْتَقِيمِ۞وَلَا تَبْخَسُوا۟ ٱلنَّاسَ أَشْيَآءَهُمْ وَلَا تَعْثَوْا۟ فِى ٱلْأَرْضِ مُفْسِدِينَ۞Artinya “Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan, dan timbanglah dengan timbangan yang lurus, dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan.”Jangan pernah merasa menjadi sosok yang paling kurang beruntung dalam segi ekonomi, sehingga menyebabkan melakukan kegiatan muamalah dengan cara-cara yang melanggar syariat Islam. Banyak diantara mereka yang masih tidak percaya pada kekuatan kuasa Allah SWT, padahal Allah SWT telah menjamin bahwa setelah kesulitan akan ada kemudahan. Sesuai dengan Al-Insyirah ayat 5-6, penjelasan tersebut diulang hingga 2 kali sebagai bukti bahwa Allah SWT tidak akan tinggal diam melihat hambanya saat di fase kesulitan. Allah SWT akan memberikan apa yang hambanya butuhkan, bukan yang hambanya inginkan. Jadi jangan merasa paling gagal ketika harapan tidak sesuai kenyataan. Tetaplah junjung sikap jujur dimanapun dan kapanpun, dan teruslah berusaha juga berdoa. Karena pada hakikatnya usaha tidak akan mengkhianati hasil. 1 2 Lihat Entrepreneur Selengkapnya
فَلَمْ تَقْتُلُوهُمْ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ قَتَلَهُمْ ۚ وَمَا رَمَيْتَ إِذْ رَمَيْتَ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ رَمَىٰ ۚ وَلِيُبْلِىَ ٱلْمُؤْمِنِينَ مِنْهُ بَلَآءً حَسَنًا ۚ إِنَّ ٱللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ Arab-Latin Fa lam taqtulụhum wa lākinnallāha qatalahum wa mā ramaita iż ramaita wa lākinnallāha ramā, wa liyubliyal-mu`minīna min-hu balā`an ḥasanā, innallāha samī'un 'alīmArtinya Maka yang sebenarnya bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Al-Anfal 16 ✵ Al-Anfal 18 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangKandungan Mendalam Berkaitan Dengan Surat Al-Anfal Ayat 17 Paragraf di atas merupakan Surat Al-Anfal Ayat 17 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam kandungan mendalam dari ayat ini. Terdokumentasi aneka ragam penafsiran dari beragam ulama mengenai isi surat Al-Anfal ayat 17, misalnya sebagaimana terlampir📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaBukanlah kalian wahai kaum mukminin, yang membunuh kaum musyrikin pada hari perang badar, akan tetapi Allah lah yang membunuh mereka, karena Dia yang menolong kalian untuk itu. Dan bukanlah kamu yang melempar mereka ketika kamu melempar wahi nabi, akan tetapi Allah lah yang melemparkannya, karena Dia yang menyampaikan lemparan yang kamu lontarkan ke wajah-wajah kaum musyrikin. Hal itu untuk menguji kaum mukminin yang beriman kepada Allah dan rasulNya, dan mengantarkan mereka melalui jihad ini menuju derajat tertinggi, dan memberitahukan kepada mereka nikmat-nikmatNYa sehingga mereka bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat itu. Sesungguhnya Allah maha mendengar doa kalian dan ucapan-ucapan kalian, baik yang kalian rahasiakan maupun yang kalian nyatakan terang-terangan, lagi maha mengetahui hal-hal yang mengandung kemaslahatan bagi hamba-hambaNya.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram17. Maka tidaklah kalian -wahai orang-orang mukmin- membunuh orang-orang musyrik dalam perang Badar dengan daya dan kekuatan kalian. Tetapi Allah-lah yang membantu kalian untuk itu. Dan tidaklah kamu -wahai Nabi- melempar orang-orang musyrik itu ketika kamu melempar mereka. Tetapi Allah-lah yang melempar mereka ketika Dia membuat lemparanmu sampai kepada mereka. Dan Allah hendak menguji orang-orang mukmin dengan kemenangan mereka atas musuh mereka kendati jumlah pasukan dan peralatan perang mereka sangat sedikit agar mereka bersyukur kepada-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar doa dan ucapan kalian lagi Maha Mengetahui apa yang kalian perbuat dan apa yang terbaik untuk kalian.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah17. Kalian tidak memerangi mereka dengan kekuatan kalian, akan tetapi Allah-lah yang menjadikan kalian menang dengan kekuatan-Nya, dengan memasukkan rasa takut ke dalam hati mereka dan menguatkan hati kalian, dan mengirim kepada kalian pasukan malaikat, serta memberikan pertolongan dan perlindungan sehingga kalian dapat meraih kemenangan. Hai Muhammad, tidaklah kamu melempar segenggam tanah dan mengenai sasaran kecuali Allah-lah yang menepatkannya. Ketika perang terjadi, Rasulullah memasuki tendanya untuk berdoa dan meminta kemenangan dari Allah, kemudian dia keluar dan mengambil segenggam tanah, lalu melemparnya ke arah orang-orang musyrik; kemudian Allah menjadikannya tepat di wajah, mata, dan mulut mereka, sehingga tidak ada seorangpun dari mereka melainkan telah terkena lemparan itu; sehingga ketika itu tampak kelemahan mereka, sehingga mereka dapat dikalahkan. Kemudian Allah menjelaskan bahwa Dia Maha Kuasa untuk menolong orang-orang beriman dalam menghadapi orang-orang kafir tanpa melalui peperangan, akan tetapi Allah hendak menguji orang-orang beriman, dan meninggikan derajat mereka dengan jihad ke derajat yang paling tinggi, serta memberi mereka pahala yang baik dan besar. Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat; Dia mendengar apa yang dirahasiakan dan yang ditampakkan oleh hamba-Nya, dan Maha Mengetahui niat yang ada dalam hati hamba-Nya; sehingga Dia menetapkan takdir dan ketetapan sesuai dengan ilmu dan hikmah-Nya, serta kemaslahatan hamba-Nya, Dan Dia membalas setiap hamba-Nya sesuai dengan niat dan dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah17. فَلَمْ تَقْتُلُوهُمْ وَلٰكِنَّ اللهَ قَتَلَهُمْ ۚ Maka yang sebenarnya bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka Dengan kemudahan yang Allah berikan untuk kalian berupa sebab-sebab yang menjadikan kalian menang. وَمَا رَمَيْتَ إِذْ رَمَيْتَdan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar Lemparan itu bukan dari Rasulullah pada perang Badar, ketika itu beliau mengambil segenggam tanah lalu beliau lemparkan ke wajah orang-orang musyrik dan mengenai setiap mereka sehingga memasuki kedua mata dan lubang hidung mereka. وَلٰكِنَّ اللهَ رَمَىٰ ۚ tetapi Allah-lah yang melempar Yakni sebenarnya kamu bukanlah yang melempar, karena seandainya kamu yang melemparkannya sebagaimana lemparan manusia pada umumnya maka tidak mungkin sampai mengenai kecuali seperti lemparan manusia biasa. Namun itu merupakan lemparan Allah karena mengenai sasaran secara luar biasa dan ketepatan yang tidak mungkin dilakukan manusia merupakan hasil pekerjaan Allah. وَلِيُبْلِىَ الْمُؤْمِنِينَ مِنْهُ بَلَآءً حَسَنًا ۚ dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik Yakni untuk memberi kenikmatan kepada mereka dengan nikmat-nikmat yang baik maka Allah melakukan hal itu, dan bukan untuk sesuatu yang lain. إِنَّ اللهَ سَمِيعٌSesungguhnya Allah Maha Mendengar Mendengar doa mereka. عَلِيمٌ lagi Maha Mengetahui Mengetahui keadaan mereka.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah17 Maka sebenarnya bukan kamu dengan kekuatanmu yang mampu membunuh mereka, akan tetapi Allah-lah yang membunuh mereka dengan sebab pertolongan yang Dia turunkan. Bukan kamu wahai Nabi yang sebenarnya melempar ketika kamu melempari orang musyrik dengan batu, tetapi Allah-lah yang melempari orang musyrik sehingga lemparan itu menuju kepada mereka. Allah berbuat demikian untuk membinasakan orang musyrik itu tidak lain untuk memberi ujian kepada orang mukmin dengan nikmat yang baik dan agung dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Bukan dengan amarah, agar mereka senantiasa bersyukur. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar atas perkataan dan doa mereka lagi Maha Mengetahui atas kondisi mereka. Ayat ini turun menjelaskan tentang lemparan Nabi dengan batu dari lembah pada saat perang. Nabi melempari mereka dengan lemparan itu, hingga orang-orang musyrik tidak bersisa sama sekali.📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah{Maka bukan kalian yang membunuh mereka, melainkan Allah yang membunuh mereka} kalian tidak membunuh mereka dengan kekuatan mereka melainkan Allahlah yang membunuh mereka dengan memberi pertolongan kepada kalian dan memperkuat kalian {dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, melainkan Allah yang melempar} kamu tidak melempar hati mereka dengan ketakutan ketika kami melempari wajah mereka dengan debu, melainkan Allahlah yang melempari hati mereka dengan ketakutan dan wajah mereka dengan debu {dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin dengan kemenangan yang baik} dan untuk memberi anugerah yang indah kepada orang-orang yang beriman dari sisiNya dengan kemenangan dan harta rampasan {Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha MengetahuiMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H17. Allah berfirman ketika orang orang musyrik kalah di perang badar dan kaum Muslimin berhasil membunuh mereka. ”maka yang sebenarnya bukan kamu yang membunuh mereka” dengan kemampuan dan kekuatanmu. ”akan tetapi Allah lah yang membunuh mereka” Dimana Dia membantu melakukan itu dengan apa yang telah disebutkan ”dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah lah yang melempar” hal itu karena Nabi pada saat terjadi perang, beliau masuk ke kemah beliau. Beliau berdoa kepada Allah dan memohon pertolonganNya kemudian nabi keluar darinya lalu mengambil segenggam tanah dan menaburkannya ke wajah orang orang kafir, dan Allah menyampaikan tanah itu ke semua wajah mereka. Tidak seorangpun dari mereka kecuali tanah tersebut mengenai wajah, mulut, dan kedua matanya. Dalam kondisi tersebut kekuatan mereka luruh, semangat mereka melemah, dan nampaklah kegagalan dan kelemahan mereka, sehingga merekapun kalah. Allah berfirmankepada NabiNya ”ketika kamu melempar tanah dan ia sampai pada mata mereka, itu bukan dengan kekuatanmu, akan tetapi ia sampai kepada mereka dengan keuatan dan kemampuan kami” Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka dan untuk memberi kemenangan untuk orang orang Mukmin, dengan kemenangan yang baik ” yakni Allah Maha mampu memberi kemenangan kepada orang orang Mukmin atas orang orang kafir tanpa harus ada perang akan tetapi Allah hendak menguji orang orang Mukmin dan menyampaikan mereka dengan jihad ke derajat tertinggi dan maqam termulia serta memberi mereka pahala yang baik lagi besar. ”sesungguhnya Allah maha mendengar lagi maha mengetahui” Allah mendengar apa yang dirahasiakan dan ditampakkan oleh hamba. Dia mengetahui niat baik dan niat buruk yang disembunyikannya. Dia menakdirkan untuk hamba hamba ketentuan ketentuan yang sesuai dengan ilmuNYa, hikmahNYa dan kemaslahatan hambaNya. dan Dia membalas setiap hamba sesuai dengan niat dan amalNya.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, Al-Anfal ayat 17 Ketika kaum musyrik telah kalah, maka dalam ayat ini Allah menerangkan, bahwa sesungguhnya yang membunuh dan melempar mereka adalah Allah. Thabrani meriwayatkan dari Hakim bin Hizam ia berkata, “Ketika perang Badar, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan diambilkan batu kerikil, lalu Beliau mengambil segenggam batu kerikil dan menghadap kepada kami serta melempar kami dengannya. Beliau bersabda, “Muka-muka yang buruk.” Kami pun kalah, dan Allah Azza wa Jalla menurunkan firman-Nya, “Wa maa ramaita idz ramaita wa laakinnallaha ramaa artinya Dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah yang melempar.” Haitsami dalam Majma’ juz 2 hal. 84 berkata, “Sanadnya hasan.” Menurut Syaikh Muqbil bahwa perkataannya “Sanadnya hasan” maksudnya adalah hasan lighairihi. Syaikh Muqbil juga menjelaskan, bahwa Haitsami menghasankannya karena hadits tersebut memiliki syawahid penguat dari jalan lain dan mutaba’ah penguat dari jalan yang sama, karena ia menyebutkan setelahnya, dari Ibnu Abas bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Ali, “Berikanlah kepadaku segenggam batu kerikil.” Maka Ali memberikannya, lalu Beliau melemparkannya ke arah wajah-wajah kaum musyrik, sehingga tidak ada salah seorang di antara mereka kecuali kedua matanya penuh kerikil. Ketika itulah turun ayat, “Wa maa ramaita idz ramaita wa laakinnallaha ramaa.” Haitsami berkata, “Diriwayatkan oleh Thabrani. Para perawinya adalah para perawi kitab shahih.” Yaitu ghanimah. Ada pula yang menafsirkan, bahwa Allah Ta’ala sessungguhnya berkuasa untuk memenangkan kaum mukmin di atas orang-orang kafir tanpa perlu adanya peperangan, akan tetapi Allah ingin menguji orang-orang mukmin dengan jihad agar mereka mencapai derajat yang tinggi, kedudukan yang mulia dan mendapat pahala yang baik dan banyak. Allah mendengar apa yang dirahasiakan hamba dan apa yang ditampakkannya, dan mengetahui apa yang ada dalam hati manusia berupa niat yang baik dan yang buruk, sehingga Dia menetapkan untuk hamba taqdir yang sesuai ilmu-Nya, kebijaksanaan-Nya dan maslahat hamba-hamba-Nya, dan akan memberikan balasan masing-masingnya sesuai niat dan amalnya.📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Anfal Ayat 17Apabila kamu telah memenangkan peperangan itu dan berhasil membunuh musuh, maka ketahuilah sesungguhnya itu bukan sematamata karena kekuatan kalian. Allahlah yang memenangkan kalian dan dialah yang membunuh mereka dengan jalan memberikan kekuatan pada kalian dan meniupkan ke dalam jiwa orang-orang kafir itu rasa takut dan gentar. Maka sebenarnya bukan kamu kaum muslim yang membunuh mereka pada saat perang badar, melainkan Allah yang membunuh mereka dengan jalan memberikan kekuatan pada kalian dan meniupkan ke dalam jiwa orang-orang kafir itu rasa takut dan gentar. Dan demikian pula bukan engkau nabi Muhammad yang melempar batu-batu kecil ketika engkau melempar, tetapi Allah yang melempar dengan menyampaikan lemparanmu itu ke muka orang-orang musyrik, karena akibat dari lemparan itu tidak mungkin terjadi jika yang melakukannya makhluk biasa. Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin yang mantap imannya, dengan kemenangan yang baik. Sungguh, Allah maha mendengar doa dan ucapanmu, baik yang disembunyikan maupun yang dinyatakan, maha mengetahui apa yang lebih maslahat untuk hamba-Nya demikianlah karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu, dan sungguh, Allah selalu melemahkan tipu daya orang-orang kafir sehingga tidak berhasil, agar mereka tunduk kepada kebenaran atau binasa. Karena itu jangan ragu menghadapi musuh-Musuh agama Allah kapan dan di mana dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangDemikian beraneka penafsiran dari kalangan ahli tafsir berkaitan makna dan arti surat Al-Anfal ayat 17 arab-latin dan artinya, semoga berfaidah bagi ummat. Sokonglah usaha kami dengan memberi link menuju halaman ini atau menuju halaman depan Yang Cukup Sering Dilihat Terdapat berbagai topik yang cukup sering dilihat, seperti surat/ayat An-Naziat, Quraisy, Al-Ma’idah 3, Bismillah, Az-Zumar 53, Al-Qari’ah. Ada pula Al-Lahab, Al-Kahfi 1-10, Yusuf, An-Nashr, An-Nisa 59, Al-Ashr. An-NaziatQuraisyAl-Ma’idah 3BismillahAz-Zumar 53Al-Qari’ahAl-LahabAl-Kahfi 1-10YusufAn-NashrAn-Nisa 59Al-Ashr Pencarian surat at talaq latin, al isra ayat 23 dan 24, 10 ayat pilihan, 2 ayat terakhir al baqarah latin dan artinya, surat alif lam Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah
Web server is down Error code 521 2023-06-13 132933 UTC What happened? The web server is not returning a connection. As a result, the web page is not displaying. What can I do? If you are a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you are the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not responding. Additional troubleshooting information. Cloudflare Ray ID 7d6aaede59fbb894 • Your IP • Performance & security by Cloudflare
allah maha mengetahui apa yang terbaik untuk hambanya